Selasa, 26 Februari 2013

Penyesalan Akhir

-->
                 Dan disinilah akhirnya aku, tempat dimana aku pertama kali bertemu dengannya, untuk menyesali segalanya. Dan ternyata benar apa yang dikatakan kebanyakan orang “Semuanya akan terasa berarti jikalau sudah tak lagi bersama kita”, tak terkecuali juga SAHABAT. Aku pun baru menyadari semua kata demi kata yang dia ucapkan terbukti benar. Bodohnya aku, mengapa dulu aku tak pernah mempercayainya?. Tuhan, aku ingin dia kembali disini, disampingku dan bersamaku. Mohon Tuhan kembalikan sahabat terbaikku!!
                 Mungkin saja, jika kemarin aku segera bertemu dengannya untuk yang terakhir kalinya, aku takkan semenyesal ini, aku bahkan belum mengucap kata MAAF padanya. Tuhan mengapa harus ada pertengkaran itu?.

                 # Flash Back (ON) #

                 2 tahun yang lalu tepatnya tanggal 30 Desember 2010 aku membalas massage yang masuk di inbox akun facebookku. Dari situlah aku mengenal seseorang yang bernama Dwara Reswandanu Galuh atau kerap aku panggil Ara. 2 hari aku mengenalnya telah membuatku nyaman berhubungan dengannya. Sangat singkat memang, tapi berbekal 2 hari itu aku telah memutuskan untuk berbagi masalahku dengannya. Memang awalnya aku basa-basi menanyakan apakah dia sudah punya pacar. Dari situlah aku dengan gamblangnya menceritakan masalah yang kuhadapi kepadanya.
                      SMS……… Akira Satya Dewangga (mobile)
                 Ra, boleh aku numpang cerita sama kamu gak??
                 Dwara Reswandanu Galuh (mobile)
                 Ya boleh dong Sat, emang kamu mau cerita apasih Satya??. Itulah awalnya, aku menceritakan kepadanya dari awal kalau dulu pas aku kelas VII pernah memiliki sahabat laki-laki yang bernama Saka Aditya Permana, namun persahabatan itu tak berlangsung lama karena Saka memiliki perasaan special terhadapku. Dan akupun tidak menyukai hal itu, karena notabenenya dia sudah aku anggap seperti sesosok kakak buatku.
                 Berbekal rasa ketidaksukaanku terhadap perasaannya itu mendorongku untuk mebencinya dan akupun berusaha mati-matian menjauhinya dan tanpa sedikitpun merespon perasaan Saka. Meskipun aku sudah berusaha setengah mati menjaga jarak dengannya itu tak membuat goyah semangat Saka untuk mendekatiku dan mendapatkan hatiku. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena saat aku kelas VIII tidak ditakdirkan satu kelas lagi dengannya. Sayangnya walaupun beda kelas dia tetap saja memperjuangkan cintanya. Bahkan dia tak pernah satu kalipun terlambat mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” kepadaku, dan dia selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan itu. Parahnya aku juga tidak pernah sekalipun mengucapkan “Selamat” saat hari lahirnya padahal 3 hari sebelum ulang tahunku adalah ulang tahunnya.
                 Awal semester 2 kelas VIII nampaknya dia telah mundur untuk memperjuangkan cintanya, mungkin dia lelah karena penantiannya selama ini tak membuahkan hasil. Waktupun berlalu hingga tiba saatnya pembagian kelas, saat aku mencari namaku didaftar nama kelas IX D aku menemukan namaku disana dan sialnya nama Saka Adutya Permana juga termasuk didalamnya. Akupun gondok buklan main, kenapa dari sekian banyak kelas IX disekolah ini, aku harus menghabiskan sisa waktu di SMPku dengan sekelas bersama Saka. Namun, aku merasakan keanehan, Saka tidak pernah memperdulikanku lagi, hanya sekedar manyapapun tidak. Awalnya aku fine-fine saja dengan sikap Saka tapi lama kelamaan dan sampai saat inipun aku merasa bahwa aku mulai menyayanginya dan menyesal telah mengacuhkannya.
                 Setelah aku menceritakan semuanya terhadap Ara, dia menyarankan agar aku yang memulai berinteraksi dengan SAKA dan meminta maaf, agar hubunganku dengannya membaik. Namun karena pada dasarnya aku itu gengsinya tinggi dan juga keras kepala menolak saran Ara mentah-mentah tanpa mempertimbangkannya. Ara hanya tersenyum dan tidak marah saat aku menolak sarannya. Sikap Ara itu membuatku semakin ingin bertemu dengannya dan lebih mengenalnya. Lalu aku putuskan untuk mengajaknya bertemu dihari jum’at. Sepulang sekolah pas hari jum’at aku langsung menemui Ara ditaman. Ternyata Ara dating lebih dulu ketimbang aku. Disitu kita berdua saling cerita dan sampai pada puncaknya kita berdua sama-sama bertumpahan air mata karena masalah masing-masing. Anehkan?? Memang iya, sekali bertemu sudah bisa berbagi tangis.
                 Setelah pertemuan awal itu aku jadi lebih sering menghabiskan waktuku dengan bersama-sama Ara. Sampai pada suatu aku sedang dekat dengan Putra Ricky Bagus Yanuar atau Ricky salah seorang teman sekelasku yang cueknya gak ketulungan, tapi dekat sama dia bikin aku nyaman. Akhirnya aku menceritakan perihal Ricky terhadap Ara, sayangnya respon Ara buruk, dia bilang kalau Ricky itu gak baik buat aku karena menurutnya sikap sangat buruk. Karena aku bersikeras berpendapat bahwa Ricky lebih baik dari Saka. Arapun diam dan hanya mendukung hubunganku.
                 Suatu ketika, saat hari anniversary hubunganku sama Ricky. Aku sangat terluka, bukan pesta perayaan yang kudapat, tapi malah perlakuan kasar dan caci makian dari dia. Tanganku memar karena ulahnya. Setelah kuterima semuanya itu dari Ricky, akupun menceritakannya kepada Ara, sontak diapun geram bukan main dan hamper saja menghajar Ricky, mungkin kalau aku tidak menghentikannya pasti saat ini Ricky sudah babak belur.
                 Hari ini tepatnya tanggal 28 April aku resmi putus dengan Ricky, beruntungnya aku tak usah membuat janji bertemu dengan Ara, dia sudah mengajakku bertemu dahulu dan besok aku berencana menghabiskan seharianku bersama Ara dan juga aku ingin curhat kendati putusku dengan Ricky.
                 Siangnya aku langsung cuss menuju taman, tempat aku bertemu dengan Ara, sesampainya disana aku langsung menceritakan semua kepada Ara, diapun gembira karena kata dia, aku akan mendapatkan yang lebih baik dari Ricky. Aku hanya mengiyakannya saja karena pada saat itu juga Saka kembali menghubungiku setelah sekian lama.
                 Seiring berjalannya waktu, Saka bilang ke aku, rasa sayangnya dia sama aku tidak lebih dari sekedar sahabat (uss jleb bangetkan). Aku sangat kecewa dengan penuturannya, karena aku sudah terlalu banyak berharap kepadanya. Tiba-tiba saja saat aku meng-Galau dikelas pas waktu istirahat, Ricky menghampiriku dan berkata “Satya, maafin aku, kamu mau kan balikan sama aku?” tanyanya. Pas sekali fikirku, ya sudahlah aku langsung menerima Ricky kembali. Aku tak ingat lagi pernah berjanji pada Ara & bodohnya lagi aku dengan gamblangnya cerita mengenai hal itu kepada Ara.
                 “Kamu, kenapa sih Sat, tiap kali aku ngomong, kamu gak pernah sekalipun dengerin, cuma kamu iyakan. Apa segitu gak pantesnya ya omonganku kamu dengerin sekali saja. Lebih baik aku gak ikut campur lagi urusan kamu daripada saranku gak pernah kamu dengerin. “KLIK” bunyi telpon ditutup dari seberang sana. Ara marah besar, dank arena aku juga emosi dibentak-bentak gitu, akupun tidak peduli. Selang satu bulan setelah pertengkaranku dengan Ara, aku baru merasakan akan kehilangan dia. Inginnya hari ini aku menemui Ara tapi ku urungkan karena masih ada besok.
                 Pukul 16.30 Lian telpon, “Satya, aku mau kasih kabar. Akupun manyahut “Halo Lian, mau kasih kabar apa??.” Ara baru saja meninggal karena kecelakaan Sat. “Tangis Lian pecah, “Apaaa?”jeritku ditelpon, setelah Lian menjelaskan kejadiannya, akupun tak mampu berkata-kata, lidahku kaku seluruh tubuhku terasa lemas hingga untuk menutup telpon saja aku tak mampu. Namun aku harus pergi sebelum aku tak bisa bertemu lagi dengan Ara yang sudah tak bernyawa. Sesampainya dipemakaman, aku menemukan sosok Tio, cewek yang sangat Ara sayangi. Prosesi pemakaman telah usai, para pelayat pun sudah banyak meninggalkan tempat itu, kini hanya tinggal aku dan Ara yang telah disemayamkan dengan tenang. Aku hanya menangis menatap batu yang bertuliskan “Dwara Reswandanu Galuh” lahir : 29 April 1995, meninggal : 30 Mei 2012” kenapa? Padahal aku belum sempat meminta maaf ke kamu, kamu ud pergi selamanya! Kenapa Ra? Tangisku semakin meledak. “Ra, kamu tau……. Tadi Tio datang kesini, kenapa sih kamu harus pergi padahal tadi Tio ada disini menatapmu dengan penuh kesedihan. “Tuturku kepada makam Ara”.
                 Satu minggu setelah kepergian Ara, Ricky sudah membuat ulah lagi, aku memergokinya berselingkuh. Aku juga dengar Ricky bilang kepada selingkuhannya kalau dia balikan sama aku Cuma untuk main-main dan hanya untuk sebuah status “Berpacaran”. Aku geram bukan main, kuhampiri Ricky dan menamparnya, lalu akupun berlari meninggalkan tempat itu dengan berlinang air mata. Akupun kalut dan aku mencoba mendial nomor Ara berkali-kali, aku lupa kalau Ara telah tiada. Setelah beberapa kali kuhubungi namun hasilnya NIHIL. Aku mencoba menanyakan kepada Lian mengapa Ata tidak bisa dihubungi, Lianpun mengingatkanku tentang Ara yang telah pergi jauh untuk selamanya. Aku jatuh terduduk disamping pohon, tak kuat menopang tubuhku lagi. Aku menangis sejadi-jadinya, mengapa tak dari dulu aku mempercayai Ara, mengapa hanya karena seorang Ricky aku sampai bertengkar dengan Ara.
                 # Flash Back (OFF) #

THE END

Kamis, 21 Februari 2013

St@rNight: Bintang Sahabat (part3)

St@rNight: Bintang Sahabat (part3): Seperti biasanya waktu istirahat. Erik, Riko dan Keke langsung melesat pergi ke Kantin. Karena aku lagi ada perlu ke perpustakaan jadinya ...